Palembang, 6 Juni 2012
Ahmad Fuady
WAWANCARA KERJA alias JOB INTERVIEW
sumber: lifehackery.com |
Apa dan Kenapa ?
Sebagai salah satu bagian yang digunakan dalam proses
rekrutmen karyawan baru, interview (wawancara) menjadi salah satu tahap wajib
yang harus dilewati oleh kandidat untuk mendapatkan pekerjaan. Kadang-kadang
wawancara dilakukan diawal proses rekrutmen setelah pihak perusahaan (employer) menerima surat lamaran beserta
CV Anda, kadang di tengah proses, dan lebih sering dilakukan diakhir proses rekrutmen.
Peran interview sebenarnya cukup sederhana, sebagaimana fungsi sarana yang digunakan sebagai tools penyeleksian lainnya yaitu sebagai penyaring (screening tools) untuk memisahkan kandidat potensial dengan kandidat yang
tidak potensian berdasarkan persyaratan minimal jabatan. Lebih spesifik, biasanya interview berperan untuk:
§
Untuk
mengetahui karakter/kepribadian pelamar
§ Mencari informasi relevan yang
dituntut oleh persyaratan minimal jabatan
§ Menggali informasi tambahan
yang dibutuhkan oleh jabatan dan employer
§ Membantu employer untuk
mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk diberikan penawaran kerja.
Jenis, Kapan, Dimana dan Siapa yang melakukan Interview?
Jika sebelumnya Anda telah mengirimkan surat lamaran
kerja yang berapi-api dan CV dengan segudang pengalaman, mendapatkan undangan untuk mengikuti proses seleksi via telepon (email atau sms), melalui serangkaian tes kemampuan dasar dan psikotes, nah...
sekarang tibalah saat yang ditunggu-tunggu oleh calon majikan baru anda, yaitu kesempatan dimana mereka bisa benar-benar berinteraksi dengan Anda.
Sebelumnya, Anda harus mengetahui berbagai jenis
interview yang biasa digunakan oleh employer dalam menyaring kandidat potensial
untuk diberikan penawaran kerja. Di Amerika dan Eropa ada dua tingkatan
interview yang akan dilalui oleh kandidat pada proses rekrutmen yang juga
digunakan oleh sebagian besar perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia,
yaitu:
1. Screening
Interview;
dilakukan diawal proses untuk menyaring kandidat potensial, bisa jadi dilakukan
oleh staff HR perusahaan tersebut maupun konsultan SDM, biasanya psikolog.
Selain dilakukan secara langusng face-to-face,
dengan alasan menghemat biaya dan tenaga, banyak perusahaan yang juga melakukan screening interview melalui telepon. Beberapa jenis screening interview yang
digunakan dalam proses seleksi, antara lain:
a. Structured
or Database Interview,
walau terdengar rumit, sebenarnya kedua istilah diatas menggambarkan fakta
bahwa pewawancara harus hati-hati menanyakan sekumpulan pertanyaan yang banyak
kepada semua kandidat. Teorinya, dengan menanyakan pertanyaan yang sama kepada
semua kandidat, maka pewawancara bisa membandingkan mereka dengan adil dan
akurat. Interview terstruktur bisa saja dilakukan lebih dari 2 orang
interviewer. Pada situasi ini Anda akan menemukan interviewer memiliki list
pertanyaan yang panjang, menconteng atau mencatat kesimpulan dari jawaban Anda.
Karena ini adalah wawancara menyeluruh, ini akan memeras otak Anda,
bersiap-siaplah untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan pendidikan,
pengalaman yang berhubungan, kesukaan dan ketidak-sukaan, kemampuan manajemen
jika Anda pernah memimpin, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kemampuan,
kepribadian dan potensi Anda.
b. Targeted
Interview, seperti meneropong, semua pertanyaan
dalam interview jenis ini memiliki target tersendiri dan memang dirancang untuk menggali informasi tentang kemampuan
spesifik yang dianggap penentu sukses atau tidaknya seseorang ketika ia memegang
jabatan tertentu. Masalahnya adalah, Anda tidak memiliki kesempatan untuk memperlihatkan beberapa kelebihan yang bisa menutupi kelemahan Anda dalam suatu
area.
c. Situational
Interview,
seperti halnya targeted interview,
interview jenis ini digunakan untuk mengukur kesanggupan kandidat untuk
memperlihatkan karakter yang diprediksi sebagai kunci kesuksesan pemegang
jabatan. Interview akan menggali informasi ini dengan cara melontarkan
serangkaian situasi riil atau hipotetik dan menanyakan bagaimana
reaksi kandidat atas situasi tersebut. Biasanya perusahaan mencoba mengukur
nalar, kemampuan berpikir konseptual, kreatifitas dan kemampuan berpikir logis
kandidat melalui interview jenis ini.
d. Team
Interview,
biasanya Anda akan menemui tim pewawancara di sekeliling meja konferensi. Mereka
mungkin saja terdiri dari manajer atau staff HR dan beberapa orang dari departemen
yang bersangkutan dengan bidang pekerjaan yang Anda lamar. Seseorang dari HR akan
melakukan sesi tanya-jawab dengan Anda atau mungkin ia membiarkan tim interviewer lain mencecar Anda
dengan pertanyaan seperti regu tembak yang sedang mengeksekusi terpidana mati.
Setelah semua itu berlalu, mereka akan melakukan pemungutan suara (berembuk) mengenai
status ‘kelulusan’ Anda.
e. Stress
interview,
kualifikasi formal memang penting, namun dalam beberapa pekerjaan; tuntutan
emosi, keadaan darurat, bekerja responsif dan spontan bisa saja mengintimidasi
dan hal ini dialami bukan hanya sebentar namun setiap hari. Bahkan kandidat yang
mengetahui semua hal-hal teknis mungkin akan menjadi lesu, lelah, bosan, demotivasi, muak, negatif, berniat untuk berhenti, atau terdorong untuk melakukan hal-hal yang merugikan perusahaan ketika berada dibawah
silaunya cahaya ketidak-etisan membantah atasan atau pada saat berjuang
mati-matian untuk memenuhi deadline yang terlalu singkat.
Jika Anda melamar untuk posisi yang menyaratkan Anda untuk bekerja di
bawah tekanan maka pewawancara tidak akan merasa cukup hanya dengan mengetahui bahwa Anda
mampu bekerja dalam kondisi yang baik, ia kemudian akan mencari tahu apa yang Anda
lakukan dalam kondisi terburuk. Nah, inilah alasan mengapa ada stress interview.
Siapapun yang pernah mengalami interview
jenis ini tidak akan pernah bisa melupakannya. Stress interview dirancang untuk menguliti senda-gurau dan langsung
mengupas permasalahan dan melihat bagaimana sebenarnya kondisi kandidat.
Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam interview jenis ini biasanya
terdengar kasar dan kejam, yang sangat tepat digunakan untuk membuat seseorang
mengalami stress dengan skala menengah keatas.
2. Final
Interview;
dilakukan diakhir proses, Anda akan diwawancarai oleh orang yang memiliki
wewenang untuk menerima
Anda sebagai karyawan, biasanya manager HR, biasanya disinilah Anda akan
mendiskusikan gaji dan tahap training yang akan Anda lewati sebelum benar-benar
menjadi karyawan. Bukan berarti setelah sampai pada tahap ini Anda sudah pasti
diterima, Anda tetap memiliki resiko untuk tidak lulus jika Anda dinilai tidak
memenuhi tuntutan jabatan dan perusahaan.
to be continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar