Kamis, 23 Juni 2011

Gaya Belajar


Palembang, 19 Juni 2011

Ahmad Fuady
EMPAT GAYA BELAJAR

Gaya belajar adalah topik yang sangat menarik dalam dunia pengembangan SDM, akan sangat membantu jika seorang tutor, coacher ataupun trainer memahami gaya belajar orang yang mereka kembangkan. Setelah melakukan penelitian tentang model gaya belajar yang pernah ada selama kurang lebih 18 bulan, Coffield dkk. (2004) menemukan bahwa terdapat 50 model gaya belajar berbeda yang masih tetap digunakan hingga sekarang, dari ke 50 model tersebut penelitian beliau menemukan bahwa hanya 13 model yang paling berpengaruh. 


Mempertimbangkan penelitiannya para tetua di atas, saya hanya berani untuk membahas salah satu model gaya belajar yang terhitung populer, yaitu model gaya belajar yang dikembangkan oleh Peter Horney dan Alan Mumford. Sebenarnya, model yang mereka kembangkan ini berpedoman pada model gaya belajar yang diajukan oleh David Kolb (1984). Honey dan Mumford mengidentifikasi empat gaya dasar dalam belajar: Activist, Reflector, Theorist dan Pragmatist.

1.  Aktifis, biasanya disebut sebagai para “pelaku (doers)”, yang senang mengotori tangan mereka, melakukan sesuatu. Mereka menikmati proses mencoba, mengeksplorasi dan menemukan. Mereka cenderung langsung menceburkan diri pada suatu hal tanpa mencemaskan mengenai apa yang mungkin akan terjadi. Dalam keseharian, mereka adalah orang-orang yang berbicara paling cepat (dan paling sering juga) dan dengan bersemangat mengajukan diri menjadi sukarelawan untuk memimpin atau berpartisipasi dalam aktifitas. Para aktifis menjadi gelisah ketika diminta untuk duduk dalam waktu yang lama untuk mendengarkan atau melakukan diskusi. Mereka sangat bernafsu untuk mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari dan melihat bagaimana caranya agar mereka bisa mengaplikasikan pengetahuan baru tersebut pada dunia nyata.
Aktifis menikmati kondisi kini dan sekarang, sangat dipengaruhi oleh pengalaman langsung, cenderung menyukai krisis jangka pendek, memadamkan api.  Mereka cenderung tumbuh dan berkembang pesat pada situasi penuh tantangan pengalaman baru, namun mereka cenderung bosan dengan implementasi dan konsolidasi jangka panjang. Mereka adalah hidup dan jiwa kelompok manajerial.

2. Reflektor, biasanya disebut sebagai “penguji” atau “pengamat”, memilih untuk belajar dengan menonton dan mendengarkan. Mereka senang memikirkan terlebih dahulu apa yang akan mereka katakan sebelum mereka menyampaikan opini atau kesimpulan, dan mereka juga tidak senang ditekan.  Sangatlah mudah bagi kita menyimpulkan seperti itu, karena mereka tidak siap untuk bicara, mereka tidak memberikan perhatian, namun bisa saja seorang reflektor sesibuk (atau lebih sibuk) dari pada aktivis yang secara antusias menjawab semua pertanyaan dan mengambil peran memimpin dalam diskusi. Faktanya, ketika reflektor bicara, respon dan komen yang mereka tampilkan cenderung akurat dan menunjukkan pemahaman yang dalam.
Reflektor suka berdiri di belakang dan mengamati dan merenungkan pengalaman dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Mereka mengumpulkan data dan menganalisa sebelum membuat kesimpulan. Mereka senang untuk mempertimbangkan semua kemungkinan sudut pandang, pola dan hubungan sebelum bertindak sehingga mereka cenderung lebih hati-hati. Mereka sebenarnya senang mengamati perilaku orang lain dan sering kali duduk di kursi belakang ketika mengikuti rapat.

3.  Teoris, biasanya digambarkan sebagai “Pemikir”, senang memikirkan secara mendalam, menganalisis tahap demi tahap dan mengevaluasi sehingga mereka bisa mendapatkan kesimpulan yang logis. Mereka senang untuk mendiskusikan fakta, teori, model, dan sistem serta mereka bisa menjadi tidak nyaman dan tidak sabar dengan sesuatu yang mereka nilai sebagai konsep atau aktifitas nyata. Mereka cenderung memiliki pendekatan metodikal, dan mereka cenderung menanyakan banyak persoalan, kadangkala menantang informasi, konsep, atau proses yang sedang dipresentasikan. Mereka menginginkan tujuan yang jelas dan objektif, menyukai berkerja secara mandiri, dan mungkin saja tidak menyadari peran dalam memainkan latihan dan simulasi.
Teoris hebat dalam asumsi dasar, prinsip, teori, model dan sistem pikir. Mereka menjunjung tinggi rasionalitas dan logika. Mereka cenderung objektif (melepaskan diri dari permasalahan ketika memikirkannya), analitis dan tidak menyukasi pengalaman-pengalaman subjektif dan ambigu (tidak jelas). Mereka senang mengumpulkan fakta-fakta yang terpencar menjadi teori logis yang saling berhubungan. Mereka senang untuk mengatur merapikan fakta dan menyusunnya ke dalam skema rasional. 

4.   Pragmatis, juga disebut sebagai “Perencana”, yang suka memecahkan permasalahan atau persoalan. Mereka bisa menjadi tidak sabar dengan teori yang terlalu banyak dan diskusi yang terlalu lama. Mereka ingin mengetahui bagaimanakah caranya untuk bisa mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari di “dunia nyata”, dan mereka ingin langsung mencoba kasus – terjun langsung ke situasi yang sebenarnya dan mencoba hal tersebut sendiri.
Pragmatis secara positif mencari ide baru dan langsung mengambil kesempatan untuk mengeksperimenkan aplikasi begitu melihatnya. Mereka adalah sejumlah kecil orang yang sangat ingin mempraktekkan ide-ide baru yang mereka dapat langsung setelah belajar. Mereka merespon masalah dan peluang sebagai suatu tantangan (sementara aktifis mungkin tidak memahaminya sebagai masalah dan kesempatan).

Honey & Mumford juga menyarankan beberapa aktivitas yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran masing-masing tipe ini.

A K T I F I S
Belajar dengan baik pada aktifitas ketika:
Mengalami hambatan belajar, dan mungkin akan menentang ketika:
·        Ada pengalaman baru, pengalaman atau permasalahan yang akan dipelajari.
·        Mereka  bisa melibatkan diri pada aktifitas jangka pendek “kini dan sekarang”.
·        Ada kegembiraan (kehebohan), situasi berganti dengan cepat, terpotong, berubah dengan rangkaian aktifitas yang harus ditanggulangi.
·        Mereka dilemparkan secara terburu-buru untuk mengerjakan tugas yang sulit.
·        Mereka dilibatkan dengan orang lain dalam menyelesaikan masalah sebagai bagian dari tim dan dengan cara bertukar ide antara anggota tim.
·        Mereka berada pada peran yang pasif, seperti membaca, menonton ataupun mendengarkan ceramah.
·        Mereka diminta untuk mengamati dan tidak dilibatkan.
·        Mereka diminta untuk memahami, menganalisis dan menginterpretasi data yang rumit.
·        Mereka diberikan penjelasan teoritis.
·        Mereka harus melatih suatu aktifitas secara terus-menerus.
·        Mereka diberikan dan harus mematuhi instruksi detil dengan kesempatan yang sangat kecil untuk melakukan manuver/improvisasi.
R E F L E K T O R
Belajar dengan baik pada aktifitas ketika:
Mengalami hambatan belajar, dan mungkin akan menentang ketika:
·        Mereka diijinkan untuk menonton dan/atau memikirkan aktifitas atau situasi.
·        Mereka bisa menarik diri dari situsi utnuk mendengar atau mengamati. Cont: mengamati pekerjaan kelompok, menonton video, dll.
·        Mereka diijinkan untuk berpikir sebelum bertindak, “melihat sebelum melangkah”. Cont: diberikan waktu yang cukup untuk mempersiapkan.
·        Mereka memiliki kesempatan untuk mengkaji ulang apa yang telah terjadi dan apa yang telah mereka pelajari.
·        Mereka bisa bertukar ide, pandangan, dll dengan orang lain dalam atmosfir bebas resiko.
·        Mereka ‘dipaksa’ untuk menjadi pusat perhatian. Cont: melakukan roleplay didepan penonton.
·        Mereka langsung ‘dilemparkan’ kedalam situasi  tanpa peringatan ataupu pada situasi yang membutuhkan aksi tanpa persiapan.
·        Mereka diberikan instruksi terpotong dan umum tentang bagaimana cara melakukan sesuatu.
·        Mereka bergerak dengan cepat antara satu kegiatan ke kegiatan yang lain dan mengkhawatirkan tekanan waktu.
·        Mereka diminta untuk membuat jalan pintas atau melakukan pekerjaan kecil dan dangkal dengan alasan kelayakan/kebijaksanaan.
T E O R I S
Belajar dengan baik pada aktifitas ketika:
Mengalami hambatan belajar, dan mungkin akan menentang ketika:
·        Apa yang ditawarkan kepada mereka merupakan bagian dari system, model atau teori.
·        Mereka tertantang secara intelektual. Cont: diuji dalam sesi tutorial, memiliki kesempatan untuk mempertanyakan dan menyelidiki/memeriksa metodologi dasar, asumsi-asumsi atau logika.
·        Mereka berada dalam situasi yang terstruktur dengan tujuan yang jelas.
·        Mereka ditawarkan ide-ide dan konsep yang menarik meskipun ide atau konsep tersebut tidak begitu relevan.
·        Mereka diminta untuk memahami dan berpartisipasi dalam situasi yang rumit.
·        Mereka dilibatkan dalam aktifitas yang tidak memiliki tujuan.
·        Mereka harus berpartisipasi dalam situasi yang menekankan emosi dan perasaan.
·        Mereka dilibatkan dalam aktifitas yang tidak terstruktur dimana keambiguan dan ketidakjelasan sangat tinggi.
·        Mereka diminta untuk bertindak atau memutuskan tanpa berdasarkan pada peraturan dan prinsip khusu.
·        Mereka mendapati persoalan, tema atau kegiatan sebagai sesuatu yang menjemukan, remeh atau dangkal.
P R A G M A T I S
Belajar dengan baik pada aktifitas ketika:
Mengalami hambatan belajar, dan mungkin akan menentang ketika:
·        Mereka bisa melihat hubungan nyata antara tema/aktifitas dengan pekerjaan atau kehidupan mereka.
·        Mereka diperkenalkan kepada ide-ide atau teknik untuk melakukan sesuatu yang jelas-jelas memiliki keuntungan praktis dan memiliki kualitas tampilan (face validity) yang tinggi.
·        Mereka memiliki kesempatan untuk mencoba dan mempraktekkan teknik dengan bimbingan/umpan balik dari ahli yang terpercaya.
·        Mereka diberikan kesempatan untuk melaksanakan apa yang telah mereka pelajari.
·        Mereka bisa berkosentrasi pada masalah-masalah khusus. Cont: menggambarkan rencana kerja dengan sasaran atau hasil yang jelas. 
·        Isi, keterampilan atau pengetahuan tidak dipersepsikan berhubungan dengan kebutuhan mendesak yang mereka rasakan atau memiliki relevansi dan keuntungan praktis.
·        Tidak ada praktek/latihan atau panduan yang jelas mengenai bagaimana cara untuk melakukannya.
·        pengajar atau isi terlihat terlihat terpisah dari realita. Cont: di dunia entah berantah.
·        Mereka merasa bahwa orang-orang hanya berputar-putar di lingkaran dan tidak keluar dengan cepat.
·        Tidak ada penghargaan yang jelas-jelas bisa didapat dari belajar, atau terdapat hambatan untuk melaksanakan/ mengimplementasikan  apa yang akan atau sedang dipelajari. 
Referensi:
2010, Chan, J.S., Training Fundamentals, San Francisco-USA: John Wiley & Sons Inc.
2009, Buckley, R & Caple, J, the Theory & Practice of Training, London -UK: Koganpage.inc
2006, Tamblin, L & Ward, P. the Smart Study Guide, Victoria-Australia : Blackwell Publishing




Tidak ada komentar:

Posting Komentar