Alasan kenapa orang membenci pekerjaannya?
Ahmad Fuady, Palembang 28
Februari 2012
sumber: http://www.surviving6to6.com |
"I hate working! Why do we have to work? I don't want to go
to work!! Somebody save me!!!! I just want to be free! Free to wake up in
the morning and do whatever I want with my day.... I don't want to have to go
to work....It's so unfair! It's the truth, plain and simple. I hate having to
go to work. I hate having a boss. I hate not being free to do with my time
whatever I want. I hate not being free to take a vacation whenever I want. I
hate having a work schedule. I hate having to leave the comfort of my home and
going to work." (yang mau liat laman aslinya, ini alamatnya: http://www.squidoo.com/why-do-we-have-to-work-)
Awalnya saya
iseng-iseng mencaritahu jawaban dari pertanyaan "Mengapa kita harus
bekerja?" Tapi karena tulisan diatas, ketertarikan awal saya tadi jadi
berbelok arah kepada pertanyaan “Apa alasan yang membuat orang membenci
pekerjaannya?” Pertama-tama, kondisi-kondisi seperti apakah yang sangat dibenci
oleh orang tersebut (tentunya dari perspektif pekerja, bukan dari perspektif
pemberi kerja)? Apa yang bisa kita pelajari dari curahan orang-orang ini?
Sekilas
saya menangkap beberapa karakteristik yang membuat orang diatas menjadi
'kesetanan' dan 'muak' dengan kata-kata 'bekerja'. Pemahaman saya kira-kita
begini:
1. "I hate
not being free to do with my time whatever I want"; dia tidak
suka pekerjaan mendikte penggunaan waktunya, yang bahkan mengatur kapan dia
harus bangun setiap paginya. Orang ini ingin punya kontrol atas waktunya, yang
selama ini dia pikir diatur oleh pekerjannya. Jadi, seandainya ada pekerjaan
dengan jam kerja yang fleksibel, tentu saja akan sangat menarik untuk orang
ini.
2. "I hate to having boss"; hehehe, yang ini klasik,
berhubung semua manusia punya ego, pimpinan yang selalu memberi perintah (dan
sangat tidak mungkin anda perintah) akan memuat ego anda menderita. Mungkin
orang ini sudah tidak sanggup lagi berdamai dengan keluhan-keluhan egonya.
Disamping itu, banyak penelitian yang menyatakan bahwa pimpinan langsung
menjadi faktor yang paling penting dalam keputusan seseorang untuk keluar dari
pekerjannnya, begitu juga sebaliknya pimpinan langsung juga menjadi faktor
kunci yang membuat seseorang tetap bertahn dipekerjaan yang bahkan dianggpnya
menyebalkan. Jadi, seandainya ada pekerjaan dimana seseorang bisa menentukan
sendiri apa yang harus dilakukannya dan bagaimana cara melakukannya, tentu saja
orang diatas juga tidak akan membenci 'kerja'.
3. "I hate having to leave the comfort of my home and going to
work", orang ini penganut falsafah 'rumahku surgaku', tapi memang
begitulah keadaannya, tidak ada suatu tempatpun yang lebih nyaman selain
dirumah, dan orang ini pasti menganggap bahwa "Kantorku nerakaku".
Coba ada tempat kerja yang suasananya kerjanya seperti di rumah, nyaman. Pasti orang
diatas akan menukar alasannya.
Setelah mencoba
memahami tulisan awal tadi, rasa ketertarikan saya semakin besar pada topik
ini, dan akhirnya sebuah forum di http://www.yelp.com yang membahas kenapa anggotanya
membenci pekerjaan mereka bisa sedikit memuaskan keingintahuan saya. Lalu, bagaimana
tanggapan member situs ini? Setidaknya ada 20an alasan kenapa orang-orang ini
membenci pekerjaan mereka, begini respon mereka (mau liat laman aslinya? Ini alamat
forumnya: http://www.yelp.com/topic/san-francisco-10-reasons-i-hate-my-job).
Awalnya satu
orang member merespon:
1. We switched to an outsourced email hosting provider and it's
causing FUCKING havoc. I am ready to cry/scream if one more person asks
me why their Salesforce isn't synching with Outlook, or why their Blackberry
has duplicates.
2. If my IT vendor doesn't answer the phone soon I'm going
over there and start slapping them.
3. One co-worker simply cannot understand that his password now
needs to have a capital letter instead of all lowercase and keeps coming over
to tell me he can't access his email.
4. My borderline retarded receptionist is on vacation and I
could really use her as a punching bag right now.
Orang ini tidak senang
dengan kebijakan baru departemennya yang dipandangnya tidak efektif (atau memang
karakter dasar orang ini yang tidak senang dengan perubahan?) yang menyebabkan
pekerjaannya menjadi semakin rumit. Sepertinya proses pengambilan keputusan diperusahaan tempat orang ini
bekerja sama sekali tidak melibatkan pegawai (khususnya orang ini, heheh). Padahal,
proses pembuatan keputusan yang melibatkan pegawai akan meningkatkan peluang
kesuksesan pengimplementasian kebijakan baru yang berasal dari keputusan baru
tersebut.
Member berikutnya:
5. A senior co-worker does not take kindly to hearing 'it make
take awhile' when he asks you to 'just for fun' re-check on info for personal
use you already gave him then throws a hissy fit and gets your boss to talk to
you about your attitude.
Hehehe, bullying versi dunia kerja
nih...perlakuan semena-mena dari senior. Dan kenyataannya sangat banyak pekerja
lain yang bernasib sama dengan orang ini, khususnya jika mereka bekerja di
perusahaan yang lebih menghargai ‘struktur’ daripada 'fungsi'.
Member berikutnya:
6. You sent an email reminding everyone of a looming deadline in
the subject line, and someone replies to all, "When is it due?"
7. You keep getting sales calls for people who left the company
3 years ago, and the telemarketers won't take that person off their list.
8. You sent a request to reset your password and didn't hear
back, so you resent the request 3 times total. The IT guy resets your
password... And then as he goes through the rest of his old emails, he keeps
resetting your password.
Orang ini mengeluhkan
ketidakprofesionalan rekan kerjanya. Dia seolah-olah sedang bertempur seorang
diri untuk menegakkan etos kerja profesional di kantornya. Hal baru, seringnya telepon
masuk yang menanyakan bekas pegawai di suatu kantor bisa menganggu bagi orang
yang mengangkat telepon tersebut.
Member berikutnya:
9. People sit around and talk about boring non-work related crap
for half of the day, then leave early.
10.
My boss threw a temper tantrum and I laughed at him, now he
wants to have a closed door one on one with me.
11.
I washed my hands, but
got water all over my pants and now it looks like I pissed my pants.
12.
Can't surf for pron at work. Internet filtering is
enabled
Alasan pada poin 10 hampir sama dengan
yang keluhkan oleh member sebelumnya, rekan kerja yang tidak profesional. Demi dunia,
tolong jangan ditiru poin 10, 11 dan 12, tidak baik untuk kesehatan mental. Namun,
setidaknya kita tahu bahwa bagi orang-orang tertentu ternyata ‘penyaringan internet’
bisa menjadi salah satu alasan mereka untuk membenci pekerjaan (alasan paling
ngaco nih, tapi nyata).
Member berikutnya:
13.
You call Judy in AP to find information on a contract.
Judy deosn't reply so you go to her boss Bob. Bob then replies in
email "ask Judy to help you on this"
14.
Someone whines saying that we're all out of hazelnut coffee
and it should be your job to make sure that we're fully stocked (yes that's
happened before)
15.
You're in an office of 60+ people. One person
constantly complains that the shared room she sits in is too hot. Here's
the kicker, the thermostat that controls that room, controls the temp for half
of the office.
16.
You keep getting automated collection calls for someone who
no longer works for the company.
17.
All of the associates believe that their requests are more
important than requests made by other associates. No one really seems to
understand how a ticketing queue works.
Hmm...ada alasan yang baru, orang ini
mengeluhkan rekan kerja yang selalu mengeluh dan rata-rata konsumen (eksternal)
yang berpikir bahwa permintaan mereka lebih penting daripada permintaan konsumen-konsumen
anda yang lainnya.
Member berikutnya:
18.
Our CEO makes about $15 million a year and still insists on
cutting jobs to save money.
19.
A lot of talk. Very little action.
20.
People ask me to do things as though they're my boss.
21.
My cool coworker is leaving for another job and they'll
probably hire some douche to replace him.
Orang ini membenci pekerjaannya karena
merasa bahwa pimpinan perusahaanya tidak adil (walaupun dapat keuntungan banyak
tapi tetap saja melakukan perampingan perusahaan untuk memotong pengeluaran), orang-orang
dikantor lebih banyak bicara daripada bekerja, tidak senang disuruh-suruh oleh
orang lain yang sebenarnya bukan atasannya, dan ditinggalkan
Menimbang
bahwa kalau saya masukkan bukti-bukti lebih lanjut tentang alasan orang
membenci pekerjaannya akan membuat tulisan ini sepanjang ‘tali kelambu’, dan
anda tentu akan bosan membacanya. Untuk itu saya mencoba meringkas semua alasan
tersebut menjadi:
1.
Susah mencari
tempat makan siang yang ada disekitar lokasi kantor. Makan siang,
walaupun hal sepele, namun banyak pegawai yang mengeluhkannya, khususnya jika tempat
makan siang jauh dari kantor mereka. Otomatis pegawai yang kantornya memiliki
kantin, memikili layanan katering dan/atau yang posisinya dekat dengan rumah
makan akan terhindar dari alasan ini. (bersyukurlah jika anda tidak
mengkhawatirkan makan siang anda, karena kemungkinan anda untuk membenci
pekerjaan anda menjadi lebih kecil).
2. Pimpinan yang tidak kompeten. Adalah semua
pimpinan yang membuat anda berpikir bahwa anda bisa melakukan pekerjaan mereka
dengan lebih baik dari pada yang bisa mereka lakukan. (pernah bekerjasama
dengan pimpinan seperti ini?)
3. Politik kantor. Dimana penjilat
dan “penggunting dalam lipatan” berpesta pora, dan anda yang kena getahnya. Tidak
ada cara untuk menghidari hal ini, setiap kantor punya politiknya
masing-masing. (saran saya, jika anda terjebak dalam hal ini segeralah cari
tempat kerja baru daripada anda terjangkit penyakit dendam kronis)
4. Pembohong kronis. Biasanya adalah
manajemen dan bagian pemasaran yang anda anggap menjanjikan kesenangan untuk
anda namun tidak pernah membuatnya menjadi nyata. Beruntunglah anda yang
bekerja dengan manajemen dan bagian pemasaran yang tidak suka melemparkan ‘janji-janji
muluk’.
5. Jarak antara rumah dan rumah anda yang jauh. Waktu
kerja anda yang lama sudah lumayan melelahkan jika harus ditambah dengan
perjalanan 2 jam perjalanan pulang-pergi dari rumah ke kantor. Semakin dekat
jarak antara tumah anda dengan kantor maka semakin baiklah dampaknya untuk
kondisi semangat anda untuk bekerja.
6. Rapat/pekerjaan di luar jam kerja. Pekerjaan-pekerjaan
yang berurusan dengan klien biasanya melibatkan perjalanan dinas dan bekerja
melebihi waktu kerja standar. Namun menurut saya, sebaiknya perusahaan
memperhatikan dampak hal ini pada karyawan mereka.
7. Tidak adan pujian untuk pekerjaan yang telah anda
selesaikan. Ini memang menyebalkan.
8. Orang lain yang mendapatkan pujian dari pekerjaan yang
anda lakukan! ^%$^%#^%$&^%*&^%*&!!!! Saya rasa sangat
jarang bahkan mungkin tidak ada orang yang menyukai kondisi ini.
9. Pekerjaan anda diubah. Pekerjaan
yang anda lamar dan telah anda lakoni beberapa waktu ternyata sekarang diubah,
anda harus melakukan pekerjaan yang tidak anda inginkan dan anda merasa tidak
berdaya.
10.Perusahaan tempat anda bekerja dikelola dengan buruk. Ada hubungannya
dengan poin nomor 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar