Selasa, 28 Februari 2012

Alasan kenapa orang membenci pekerjaannya (mungkin anda juga merasakannya)


Alasan kenapa orang membenci pekerjaannya?
Ahmad Fuady, Palembang 28 Februari 2012

sumber: http://www.surviving6to6.com
"I hate working! Why do we have to work? I don't want to go to work!! Somebody save me!!!! I just  want to be free! Free to wake up in the morning and do whatever I want with my day.... I don't want to have to go to work....It's so unfair! It's the truth, plain and simple. I hate having to go to work. I hate having a boss. I hate not being free to do with my time whatever I want. I hate not being free to take a vacation whenever I want. I hate having a work schedule. I hate having to leave the comfort of my home and going to work." (yang mau liat laman aslinya, ini alamatnya: http://www.squidoo.com/why-do-we-have-to-work-)

Awalnya saya iseng-iseng mencaritahu jawaban dari pertanyaan "Mengapa kita harus bekerja?" Tapi karena tulisan diatas, ketertarikan awal saya tadi jadi berbelok arah kepada pertanyaan “Apa alasan yang membuat orang membenci pekerjaannya?” Pertama-tama, kondisi-kondisi seperti apakah yang sangat dibenci oleh orang tersebut (tentunya dari perspektif pekerja, bukan dari perspektif pemberi kerja)? Apa yang bisa kita pelajari dari curahan orang-orang ini?


Sekilas saya menangkap beberapa karakteristik yang membuat orang diatas menjadi 'kesetanan' dan 'muak' dengan kata-kata 'bekerja'. Pemahaman saya kira-kita begini:
1.  "I hate not being free to do with my time whatever I want"; dia tidak suka pekerjaan mendikte penggunaan waktunya, yang bahkan mengatur kapan dia harus bangun setiap paginya. Orang ini ingin punya kontrol atas waktunya, yang selama ini dia pikir diatur oleh pekerjannya. Jadi, seandainya ada pekerjaan dengan jam kerja yang fleksibel, tentu saja akan sangat menarik untuk orang ini.   
2. "I hate to having boss"; hehehe, yang ini klasik, berhubung semua manusia punya ego, pimpinan yang selalu memberi perintah (dan sangat tidak mungkin anda perintah) akan memuat ego anda menderita. Mungkin orang ini sudah tidak sanggup lagi berdamai dengan keluhan-keluhan egonya. Disamping itu, banyak penelitian yang menyatakan bahwa pimpinan langsung menjadi faktor yang paling penting dalam keputusan seseorang untuk keluar dari pekerjannnya, begitu juga sebaliknya pimpinan langsung juga menjadi faktor kunci yang membuat seseorang tetap bertahn dipekerjaan yang bahkan dianggpnya menyebalkan. Jadi, seandainya ada pekerjaan dimana seseorang bisa menentukan sendiri apa yang harus dilakukannya dan bagaimana cara melakukannya, tentu saja orang diatas juga tidak akan membenci 'kerja'.
3. "I hate having to leave the comfort of my home and going to work", orang ini penganut falsafah 'rumahku surgaku', tapi memang begitulah keadaannya, tidak ada suatu tempatpun yang lebih nyaman selain dirumah, dan orang ini pasti menganggap bahwa "Kantorku nerakaku". Coba ada tempat kerja yang suasananya kerjanya seperti di rumah, nyaman. Pasti orang diatas akan menukar alasannya.     

Setelah mencoba memahami tulisan awal tadi, rasa ketertarikan saya semakin besar pada topik ini, dan akhirnya sebuah forum di http://www.yelp.com yang membahas kenapa anggotanya membenci pekerjaan mereka bisa sedikit memuaskan keingintahuan saya. Lalu, bagaimana tanggapan member situs ini? Setidaknya ada 20an alasan kenapa orang-orang ini membenci pekerjaan mereka, begini respon mereka (mau liat laman aslinya? Ini alamat forumnya: http://www.yelp.com/topic/san-francisco-10-reasons-i-hate-my-job).

Awalnya satu orang member merespon:
1. We switched to an outsourced email hosting provider and it's causing FUCKING havoc.  I am ready to cry/scream if one more person asks me why their Salesforce isn't synching with Outlook, or why their Blackberry has duplicates.
2.  If my IT vendor doesn't answer the phone soon I'm going over there and start slapping them.
3.  One co-worker simply cannot understand that his password now needs to have a capital letter instead of all lowercase and keeps coming over to tell me he can't access his email.
4.  My borderline retarded receptionist is on vacation and I could really use her as a punching bag right now.

Orang ini tidak senang dengan kebijakan baru departemennya yang dipandangnya tidak efektif (atau memang karakter dasar orang ini yang tidak senang dengan perubahan?) yang menyebabkan pekerjaannya menjadi semakin rumit. Sepertinya proses pengambilan  keputusan diperusahaan tempat orang ini bekerja sama sekali tidak melibatkan pegawai (khususnya orang ini, heheh). Padahal, proses pembuatan keputusan yang melibatkan pegawai akan meningkatkan peluang kesuksesan pengimplementasian kebijakan baru yang berasal dari keputusan baru tersebut.

Member berikutnya:
5. A senior co-worker does not take kindly to hearing 'it make take awhile' when he asks you to 'just for fun' re-check on info for personal use you already gave him then throws a hissy fit and gets your boss to talk to you about your attitude.

Hehehe, bullying versi dunia kerja nih...perlakuan semena-mena dari senior. Dan kenyataannya sangat banyak pekerja lain yang bernasib sama dengan orang ini, khususnya jika mereka bekerja di perusahaan yang lebih menghargai ‘struktur’ daripada 'fungsi'. 

Member berikutnya:
6.   You sent an email reminding everyone of a looming deadline in the subject line, and someone replies to all, "When is it due?"
7.  You keep getting sales calls for people who left the company 3 years ago, and the telemarketers won't take that person off their list.
8.  You sent a request to reset your password and didn't hear back, so you resent the request 3 times total.  The IT guy resets your password... And then as he goes through the rest of his old emails, he keeps resetting your password.

Orang ini mengeluhkan ketidakprofesionalan rekan kerjanya. Dia seolah-olah sedang bertempur seorang diri untuk menegakkan etos kerja profesional di kantornya. Hal baru, seringnya telepon masuk yang menanyakan bekas pegawai di suatu kantor bisa menganggu bagi orang yang mengangkat telepon tersebut.

Member berikutnya:
9.   People sit around and talk about boring non-work related crap for half of the day, then leave early.
10.  My boss threw a temper tantrum and I laughed at him, now he wants to   have a closed door one on one with me.
11.   I washed my hands, but got water all over my pants and now it looks like I pissed my pants.
12.  Can't surf for pron at work.  Internet filtering is enabled

Alasan pada poin 10 hampir sama dengan yang keluhkan oleh member sebelumnya, rekan kerja yang tidak profesional. Demi dunia, tolong jangan ditiru poin 10, 11 dan 12, tidak baik untuk kesehatan mental. Namun, setidaknya kita tahu bahwa bagi orang-orang tertentu ternyata ‘penyaringan internet’ bisa menjadi salah satu alasan mereka untuk membenci pekerjaan (alasan paling ngaco nih, tapi nyata).

Member berikutnya:
13.  You call Judy in AP to find information on a contract.  Judy deosn't reply so you go to her boss Bob.  Bob then replies in email "ask Judy to help you on this"
14.  Someone whines saying that we're all out of hazelnut coffee and it should be your job to make sure that we're fully stocked (yes that's happened before)
15.  You're in an office of 60+ people.  One person constantly complains that the shared room she sits in is too hot.  Here's the kicker, the thermostat that controls that room, controls the temp for half of the office. 
16.  You keep getting automated collection calls for someone who no longer works for the company.
17.  All of the associates believe that their requests are more important than requests made by other associates.  No one really seems to understand how a ticketing queue works.

Hmm...ada alasan yang baru, orang ini mengeluhkan rekan kerja yang selalu mengeluh dan rata-rata konsumen (eksternal) yang berpikir bahwa permintaan mereka lebih penting daripada permintaan konsumen-konsumen anda yang lainnya.

Member berikutnya:
18.  Our CEO makes about $15 million a year and still insists on cutting jobs to save money.
19.  A lot of talk.  Very little action.
20.  People ask me to do things as though they're my boss.  
21.  My cool coworker is leaving for another job and they'll probably hire some douche to replace him.

Orang ini membenci pekerjaannya karena merasa bahwa pimpinan perusahaanya tidak adil (walaupun dapat keuntungan banyak tapi tetap saja melakukan perampingan perusahaan untuk memotong pengeluaran), orang-orang dikantor lebih banyak bicara daripada bekerja, tidak senang disuruh-suruh oleh orang lain yang sebenarnya bukan atasannya, dan ditinggalkan    

Menimbang bahwa kalau saya masukkan bukti-bukti lebih lanjut tentang alasan orang membenci pekerjaannya akan membuat tulisan ini sepanjang ‘tali kelambu’, dan anda tentu akan bosan membacanya. Untuk itu saya mencoba meringkas semua alasan tersebut menjadi:  
1.      Susah mencari tempat makan siang yang ada disekitar lokasi kantor. Makan siang, walaupun hal sepele, namun banyak pegawai yang mengeluhkannya, khususnya jika tempat makan siang jauh dari kantor mereka. Otomatis pegawai yang kantornya memiliki kantin, memikili layanan katering dan/atau yang posisinya dekat dengan rumah makan akan terhindar dari alasan ini. (bersyukurlah jika anda tidak mengkhawatirkan makan siang anda, karena kemungkinan anda untuk membenci pekerjaan anda menjadi lebih kecil).
2.  Pimpinan yang tidak kompeten. Adalah semua pimpinan yang membuat anda berpikir bahwa anda bisa melakukan pekerjaan mereka dengan lebih baik dari pada yang bisa mereka lakukan. (pernah bekerjasama dengan pimpinan seperti ini?)
3.  Politik kantor. Dimana penjilat dan “penggunting dalam lipatan” berpesta pora, dan anda yang kena getahnya. Tidak ada cara untuk menghidari hal ini, setiap kantor punya politiknya masing-masing. (saran saya, jika anda terjebak dalam hal ini segeralah cari tempat kerja baru daripada anda terjangkit penyakit dendam kronis)
4.  Pembohong kronis. Biasanya adalah manajemen dan bagian pemasaran yang anda anggap menjanjikan kesenangan untuk anda namun tidak pernah membuatnya menjadi nyata. Beruntunglah anda yang bekerja dengan manajemen dan bagian pemasaran yang tidak suka melemparkan ‘janji-janji muluk’.
5.  Jarak antara rumah dan rumah anda yang jauh. Waktu kerja anda yang lama sudah lumayan melelahkan jika harus ditambah dengan perjalanan 2 jam perjalanan pulang-pergi dari rumah ke kantor. Semakin dekat jarak antara tumah anda dengan kantor maka semakin baiklah dampaknya untuk kondisi semangat anda untuk bekerja.
6.  Rapat/pekerjaan di luar jam kerja. Pekerjaan-pekerjaan yang berurusan dengan klien biasanya melibatkan perjalanan dinas dan bekerja melebihi waktu kerja standar. Namun menurut saya, sebaiknya perusahaan memperhatikan dampak hal ini pada karyawan mereka.
7. Tidak adan pujian untuk pekerjaan yang telah anda selesaikan. Ini memang menyebalkan.
8. Orang lain yang mendapatkan pujian dari pekerjaan yang anda lakukan! ^%$^%#^%$&^%*&^%*&!!!! Saya rasa sangat jarang bahkan mungkin tidak ada orang yang menyukai kondisi ini.
9. Pekerjaan anda diubah. Pekerjaan yang anda lamar dan telah anda lakoni beberapa waktu ternyata sekarang diubah, anda harus melakukan pekerjaan yang tidak anda inginkan dan anda merasa tidak berdaya.
10.Perusahaan tempat anda bekerja dikelola dengan buruk. Ada hubungannya dengan poin nomor 2.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar