Selasa, 28 Februari 2012

Alasan kenapa orang membenci pekerjaannya (mungkin anda juga merasakannya)


Alasan kenapa orang membenci pekerjaannya?
Ahmad Fuady, Palembang 28 Februari 2012

sumber: http://www.surviving6to6.com
"I hate working! Why do we have to work? I don't want to go to work!! Somebody save me!!!! I just  want to be free! Free to wake up in the morning and do whatever I want with my day.... I don't want to have to go to work....It's so unfair! It's the truth, plain and simple. I hate having to go to work. I hate having a boss. I hate not being free to do with my time whatever I want. I hate not being free to take a vacation whenever I want. I hate having a work schedule. I hate having to leave the comfort of my home and going to work." (yang mau liat laman aslinya, ini alamatnya: http://www.squidoo.com/why-do-we-have-to-work-)

Awalnya saya iseng-iseng mencaritahu jawaban dari pertanyaan "Mengapa kita harus bekerja?" Tapi karena tulisan diatas, ketertarikan awal saya tadi jadi berbelok arah kepada pertanyaan “Apa alasan yang membuat orang membenci pekerjaannya?” Pertama-tama, kondisi-kondisi seperti apakah yang sangat dibenci oleh orang tersebut (tentunya dari perspektif pekerja, bukan dari perspektif pemberi kerja)? Apa yang bisa kita pelajari dari curahan orang-orang ini?

Sabtu, 25 Februari 2012

Guidelines and Ethical Considerations for Assessment Center Operations (translated to bahasa) - part 2


Pedoman  dan Pertimbangan Etik Pelaksanaan Assessment Center 
International Task Force on Assessment Center Guidelines
(diterbitkan dalam International Journal of Selection and Assessment, Volume 17 Number 3 September 2009, Blackwell Publishing Ltd)
diterjemahkan oleh: ahmad fuady



2.    Sejarah

Perkembangan penggunaan metode assessment center pada beberapa dekade terakhir telah menyebabkan terjadinya peningkatan penggunaan metode ini di berbagai jenis organisasi yang berbeda. Sekarang assessment center telah digunakan di industri, pendidikan, militer, pemerintahan, pelaksana hukum dan dalam berbagai jenis organisasi lainnya. Dari awal, para praktisi sudah mulai mengetengahkan wacana tentang betapa pentingnya suatu pedoman standar (guidelines) bagi pengguna metode ini. Pada International Congress on the Assessment Center Methods ke 3 yang diadakan di Quebec, Kanada (Mei 1975), ditetapkanlah pedoman standar yang pertama. Pedoman tersebut dikembangkan berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman dari sekelompok profesional yang mewakili sejumlah pengguna terbesar metode assessment center.

Pengembangan pedoman pada periode 1975-1979 mempertimbangkan pedoman federal (pemerintahan pusat di Amerika) yang berhubungan dengan testing (psikotes), Berdasarkan pengalaman para profesional dalam mengaplikasikan pedoman sebelumnya, diusulkan bahwasanya perlu dilakukan evaluasi dan revisi terhadap pedoman awal. Karena itulah pedoman1979 mengandung hal-hal esensial yang juga ada dalam panduan awal, pedoman 1979 juga mengakomodir beberapa kebutuhan mengenai: (1) definisi lebih lanjut tentang assessment center, (2) uraian dampak assessment center pada peserta dan organisasi, (3) pengembangan lebih lanjut panduan training assessor, dan (4) informasi tambahan mengenai validasi.

Jumat, 17 Februari 2012

Guidelines and Ethical Considerations for Assessment Center Operations (translated to bahasa) - part 1

Pedoman  dan Pertimbangan Etik Pelaksanaan Assessment Center 
International Task Force on Assessment Center Guidelines

(diterbitkan dalam International Journal of Selection and Assessment, Volume 17 Number 3 September 2009, Blackwell Publishing Ltd)
diterjemahkan oleh: ahmad fuady


Dokumen ini adalah pembaruan dari beberapa dokumen terdahulu mengenai pedoman dan pertimbangan etik pelaksanaan assessment center yang pertama kali ditetapkan pada tahun 1975.

Minggu, 12 Februari 2012

SISI GELAP KEPEMIMPINAN


SISI GELAP KEPEMIMPINAN
Palembang, 12 Februari 2012
Ahmad Fuady

sumber gambar: yafi20.blogspot.com
Tulisan ini adalah saduran dari artikel berjudul “Disfunctional Leadership” yang ditulis oleh Manfred Kets de Vries, seorang profesor psikologi klinis pada bidang pengembangan kepemimpinan di INSEAD, Perancis. Tulisan ini juga pernah terbit sebagai bagian dalam Encyclopedia of Leadership yang ditebitkan oleh SAGE Publishing pada tahun 2004.

Pendahuluan
Bayangkan sebuah skenario di sebuah pemukiman, dua orang anak yang sedang bertengkar hebat, mereka saling menendang, menjambak, berguling-guling sambil menyemburkan sumpah serapah. Hingga akhirnya beberapa orang tetangga yang menonton memanggil ibu kedua orang anak tersebut untuk melerai mereka. Ketika dipisahkan oleh ibu mereka sambil diocehi, salah seorang anak membela diri dengan berkata, “dialah yang awalnya mengataiku dirut korup!”.

Jumat, 10 Februari 2012

soft skills dan karakter pribadi yang dicari pemberi kerja dari anda

sumber: en.paperblog.com
Soft Skills dan Karakter Pribadi yang dicari Pemberi Kerja dari Anda.
Ahmad Fuady
Palembang, 10 Februari 2012



Banyak pencari kerja yang berharap menemukan rumus rahasia untuk bisa memenangkan hati dan pikiran pemberi kerja. Mereka bertanya-tanya seperti apakah kombinasi kemampuan dan karakter pribadi yang diinginkan calon pemberi kerja.

Sebenarnya setiap pemberi kerja mengharapkan beberapa keterampilan khusus dari pencari kerja yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Namun, terlepas dari keterampilan teknis khusus yang dibutuhkan oleh melakukan pekerjaan, ada beberapa keterampilan umum lain yang juga sangat dicari oleh pemberi kerja. Keterampilan-keterampilan ini bisa dipelajari dan ditingkatkan melalui training, menyewa pengembang pribadi professional serta mendapatkan coaching atau mentoring dari seseorang yang memahami kemampuan-kemampuan tersebut.